About read between the pages

Read English Version

Hai, halo sesama pembaca buku. Selamat datang di blog baruku yang dispesialisasikan untuk buku, hanya untuk buku, dan tiada lain selain buku. Sebagian besar catatan sebelum pertengahan Agustus 2013 adalah salinan dari blogku yang lama Cyn's Sky and Roads, tapi oleh karena catatan-catatan tentang buku memenuhi dan menutupi ocehanku tentang hal yang lain, maka kuputuskan untuk memindahkannya. Sudah waktunya catatan-catatan buku ini punya rumah sendiri. Yah, seperti yang sekarang kamu buka ini.


Ya, blog buku milikku ini benar-benar bernama 'Read Between The Pages' dan bukan 'Read between the Lines' untuk memperingati benda-benda yang akhirnya berumah di sela-sela halaman bukuku. Biasanya benda-benda ini kertas-kertas biasa, tapi ada pula yang absurd, tidak masuk akal sama sekali. Benda yang biasa berkisar antara lain sobekan tiket (tiket bioskop, bis, kereta api, museum, karcis jalan tol, dlsb), kartu kunci hotel, kuitansi toko, menu take out restaurant, selebaran iklan, foto dari photo booths di mall, dsb; yang sebenarnya menunjukkan ke mana saja buku itu telah kubawa-bawa --- yang berarti ke mana saja.






Sedangkan barang-barang yang tidak biasa misalnya kuntum-kuntum bunga kering (pemberian ibu-ibu entah siapa yang melihatku membaca dengan tenangnya di atas KRL yang penuh sesak), beberapa biji jeruk pipih (ada lima pas, penggemar SH pasti tahu artinya ini), selembar pita rambut sutra (karena tokoh utamanya juga mengenakan pita rambut.... haaah?!?), origami berbentuk bangau (sungguh-sungguh berharap karakter dalam buku itu sembuh dari sakitnya... ternyata tidak, si tokoh mati pada akhirnya!), uang kertas (aku lupa sama sekali tentang ini... tenang pren, cuman 1000 rupiah, bukan yang gambar Soekarno-Hatta) dan beberapa lembar daun serai (karena tidak ada barang lain di sekitarku... eh?!?).



Hal lainnya, ini juga menunjukkan betapa pelupanya diriku - gejala amnesia. Aku cenderung melupakan siapa melakukan apa terhadap siapa kapan dan di mana. Terutama di buku-buku bantal itu. Jadi untuk membantuku membaca lempeng, tidak maju mundur gak karuan, aku sering menempelkan post-it warna-warni di sela-sela halaman buku (pretty pink untuk si jahat, bublegum blue untuk yang baik-baik, greyish grey biasanya menandakan lompatan alur waktu, freshly green untuk hal-hal yang ingin aku google kapan-kapan, vivid violet untuk catatan untuk diriku sendiri, dan seterusnya, dan seterusnya.).



Jadi...., kalau pas lihat ada novel yang tersisipi begitu banyak hal di sela-sela halamannya, kemungkinan besar itu novelku, dan si pembaca novel - si kutu buku aneh yang sedang menikmati dunianya sendiri itu memang benar-benar DIRIKU. *tebar confetiSelamat membaca, teman.....
--cyn--
    
GoodReads user 1454002-cindy
cyn0514@gmail.com
@cyn0514


Catatan pinggir: biasanya, normalnya, lazimnya, buku-buku dari pengarang asli tanah air dan edisi-edisi terjemahan dari novel luar, dituliskan review-nya dalam Bahasa Indonesia, sedangkan yang kubaca dalam bahasa inggris, review-nya juga dituliskan in English. Dalam beberapa kasus tidak lazim --seperti Prince of Thorns-- buku yang kubaca adalah edisi bahasa Indonesia, namun karena pengarangnya iseng sekali men-tuit dan meminta ripiu, yah jadi kutuliskan dalam bahasa enggresnya. Demikian pula sebaliknya, ada beberapa novel yang kubaca dalam bahasa Inggris, tapi karena terikut event baca bareng, maka review-nya dalam bahasa Indonesia. Sekian sekilas info.  *tebar confeti lagi*









Hi, hello fellow book readers. Welcome to my new blog, specialized on books, the whole books and nothing but the books. Most of the entry before mid August 2013 was copies from my original blog Cyn's Sky and Roads, but because the book entries overshadowed my other ramblings in there, I decided to move it out. It's time for them to graduated and have their own home. So this is it.



Yes, it really said 'Read Between The Pages' and not 'Read between the Lines' to commemorate things that ends up inside my books, between their pages. Sometimes it was the usual suspect, and sometimes they were absurd, don't make any sense. The usual things vary from ticket stub (theaters, buses, trains, museums, tol roads, etc), hotel key cards, store receipts, restaurants take out orders, advertisment flyers, a picture from the mall photo booths, etc; which shows where I took those book and read them, so in other words, everywhere.







The more un-usual things include flower petals (gifts from a stranger old lady who saw me read calmly in the cram-full KRL - the electric suburban train), some empty orange pips (five of them, SH fans would know what it's mean), a hair ribbon (because the lead protagonist wear ribbon as well.... whaat?!?), a crane origami (really hope the character in the book get well soon... she's not, she died in the end!), banknote (I must completely forgot about it... relax, it was a Rp 1000, not a Rp100000) and some sheet of lemongrass (because there're nothing else around... eh?!?).


It also pointed out my amnesiac habbits, my tendency to forget what character do what to whom where. Especially in those pillow books. So, in order not to read backward instead of forward, I often put colorful post-it notes between the pages (pretty pink for the bad guys, bublegum blue for the good guys, greyish grey mostly for timeline jump, freshly green for things I wanna google latter on, vivid violet for notes for myself and so on, so on).


So, if you happened to see a novel that had sooo many things inside it between its pages, there is a good chance that its mine and the awkward bookworm who read it is none other than yours truly. Happy reading, friends.....
--cyn--            
    
Goodreads: user 1454002-cindy
Email: cyn0514@gmail.com
Twitter: @cyn0514      





Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

My Recent Pages

Recent Posts Widget