Kamis, 21 April 2016

A Golden Web


Judul: A Golden Web
Judul Asli: A Golden Web
Pengarang: Barbara Quick
Penerbit: Penerbit Atria (2011)
ISBN: 978-979-02-4472-6
Jumlah Halaman: 274 halaman
Penerbitan Perdana: 2000




Lihat sinopsis
Alessandra Giliani adalah seorang remaja berotak cemerlang. Kecintaannya terhadap literatur dan ilmu pengetahuan sangat besar. Sayangnya, dia seorang perempuan. Pada masa itu, kaum perempuan terhormat tidak berhak menjadi apa pun selain menjadi ibu rumah tangga atau biarawati.

Didorong oleh hasrat dan tekadnya yang sangat kuat, dia menempuh perjalanan berbahaya ke Bologna, untuk mewujudkan cita-citanya belajar ilmu kedokteran—meskipun harus menempuh bahaya dan menyamar sebagai seorang pemuda!

Dalam penyamaran di kota yang penuh mata-mata dan kaum cendekia itu, Alessandra menemukan cinta yang tidak pernah dia sangka-sangka. Meskipun aturan dan anggapan umum dalam masyarakat saat itu merendahkan kaumnya, dia berhasil membuktikan bahwa perempuan memiliki kapasitas yang sama bahkan terkadang melebihi kapasitas yang dimiliki kaum lelaki.

Dalam penggambaran hebat dari kisah yang sudah berusia berabad-abad tentang Alessandra Giliani, ahli anatomi perempuan pertama di dunia, penulis memberikan drama, romansa, dan detail sejarah yang kaya kepada para pembacanya mengenai tokoh utama perempuan yang tidak terlupakan—dan tidak dapat dilupakan.


Selamat Hari Kartini!!!

Yup, tanggal 21 April memang selalu kita peringati sebagai Hari Kartini. Sayangnya yang sering dikonotasikan dengan hari ini lebih banyak pada kewajiban memakai baju tradisional buat para ibu dan lomba masak nasi goreng buat bapak-bapak. Hadeeewww.... Bisa-bisa ibu kita Syahrini Kartini nangis kalau tahu gitu... susah-susah dulu bikin sekolah buat cewek pribumi, eh yang diingat malah kebayanya.... :p :p :p

Untuk postingan hari spesial ini, aku ingin mereview sebuah novel hisfic/biografi versi anak-anak dari seorang gadis Italia bernama Alessandra Giliani yang hidup di awal abad 14. Alessandra ini kemudian dikenal sebagai ahli anatomi perempuan pertama di dunia, meskipun jalan yang harus dilauinya sangat berliku.

Sama seperti Kartini, Zan-zan juga seorang gadis yang pandai, berpandangan maju dan haus ilmu pengetahuan. Ia dibesarkan di rumah yang penuh buku-buku terbaru (ayah Alessandra adalah pedagang buku dan manuskrip yang membawa masuk ilmu pengetahuan dari Timur Jauh ke Eropa), namun dalam era di mana seorang perempuan terhormat hanya bisa jadi istri atau biarawati. Zan-zan menginginkan hal yang lebih. Ia ingin menjadi dokter agar dapat menolong orang banyak. Keinginannya ini berawal saat masih kanak-kanak, ia tak sengaja menolong seorang biarawan yang menjadi guru kakaknya saat tersedak sepotong daging dan mengalami kejadian bahwa dengan pertolongan dan tepat dan cepat, nyawa seseorang dapat diselamatkan dari kematian.  

Tahun-tahun berlalu, Zan-zan yang beranjak remaja malah dipingit dan dijodohkan pada seseorang terhormat, putra rekan bisnis ayahnya. Dengan pertolongan kakak dan beberapa teman dekatnya, ia malah memilih kabur ke Bologna, dan dengan segala upaya menjadi murid kesayangan Mondino de'Luizzi, seorang dokter yang mendalami anatomi tubuh manusia, tentu saja dengan cara menyamar sebagai seorang pemuda bernama Sandro.

Kenyamanan menghirup segala ilmu dan pengetahuan yang diinginkannya kemudian pelan-pelan terkikis saat satu demi satu orang mengetahui rahasianya. Meskipun banyak yang bersimpati kepadanya, dan Zan-zan sempat pula menikmati hari-hari bahagia bersama kekasih hatinya, namun akhir yang tragis tetap menantinya.



Membaca kisah Alessandra Giliani ini seperti déjà vu kisah-kisah perempuan cerdas yang hidup sebelum jamannya. Seperti Kartini, ia harus rela dipingit dan dijodohkan di luar kemauannya. Seperti Dae Jang Geum ia sangat berbakat dalam ilmu pengobatan dan pembedahan. Seperti Ciok Eng Tai pula ia harus rela menyamar jadi pria untuk menimba ilmu. Déjà vu juga saat membaca akhir kisah Alessandra Giliani ini.


Yang paling aku suka dari kisah hidupnya ini adalah bahwa Alessandra punya pikiran terbuka dan keinginan kuat untuk "menyatukan" apa yang ia katakan sebagai ilmu kedokteran umum dan pengetahuan kesehatan wanita. Di jaman saat bidan dan ahli ramu-ramuan yang mengobati penyakit-penyakit perempuan dan masalah-masalah persalinan dipandang sebelah mata oleh mayarakat, Alessandra tidak ragu-ragu untuk menimba ilmu dari kedua pihak. Setelah mengikuti kuliah kedokteran pada dokter-dokter terkemuka, ia juga menyenggangkan waktu untuk mempelajari dan menterjemahkan kitab ramuan dari Dame Edita, seorang "dukun" pengobatan (ini adalah jaman saat wanita yang pandai menggunakan ramuan herbal dengan mudah dituduh sebagai penyihir oleh kaum cendikiawan dan otoritas Gereja). Alessandra juga digambarkan pernah berdiskusi dengan gurunya, Mondino, tentang kemungkinan membedah perut wanita yang kesulitan dalam melahirkan. Prosedur C-section di abad ke-12?? Sayangnya, semua keinginannya ini tidak kesampaian. Bahkan teknik-teknik yang dikembangkan Alessandra untuk mempelajari anatomi kadaver sampai pada struktur vena terhalus pun juga hilang dari catatan sejarah, tanpa jejak, kemungkinan telah dihancurkan saat rahasia Sandro terbongkar pada publik.  


Novel biografi yang ringan dan cocok untuk pembaca muda. Meskipun dikisahkan tidak terlalu mendalam dan dalam nada santai yang tidak menekan, tapi cukuplah untuk berkenalan dan mengagumi sosok wanita muda yang cerdas ini. Sedikit kurang puas di bagian akhirnya, karena aku tidak menemukan kejelasan mengapa Alessandra ini tiba-tiba saja jatuh sakit dan meninggal. Seperti menikmati arus air yang mengalir tenang menyenangkan, lalu tiba-tiba... jedhet.... habis... bubar... #eh

Tapi yang pasti, membaca kisah ini bikin aku tambah sadar, kalau aku ini sungguh beruntung, hidup di dunia di mana pendidikan dan pengetahuan terbuka lebar, untuk semua orang, laki-laki dan perempuan. Tidak seperti Kartini atau Alessandra atau tokoh-tokoh yang kusebut di atas, sampai perlu sembunyi-sembunyi dan menyamar untuk bisa belajar. Hidup para Kartini semua!!


Tentang Alessandra Giliani

Tokoh Alesandra Giliani ini benar-benar tokoh nyata, meskipun tidak banyak catatan sejarah tentang dirinya. Fakta-fakta yang masih tertinggal semuanya ternovelisasi dalam buku ini. Dikatakan juga bahwa ia dimakamkan di depan patung Madonna delle Lettere di Rumah Sakit Santa Maria del Mareto di kota Florence.

Sebuah plakat peringatan dibuat oleh Otto Agenius Lustrulanus, seorang murid Modino yang lain. Di novel ini, Otto resmi telah menikahi Alessandra, namun di plakat yang ada, menyebutkan nama Alessandra Giliani, a maiden of Persiceto.

Source: Medical Terminology Daily





https://www.goodreads.com/review/show/1615698130

2 komentar:

  1. Ciyeeee....buku hasil kalap di Pesta Buku Murah Semarang sudah dibacaa... *jempol*

    Aduh tapi sayang banget itu hasil research2 nya Alessandra yang hilang dari catatan sejarah, hiks...

    BalasHapus
    Balasan
    1. hush... sesama penimbun dan peng-kalap dilarang saling men-jempol #EH

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

My Recent Pages

Recent Posts Widget